Belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar sebagai
akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau
objek belajar, baik yang sengaja dirancang (by design) ataupun tidak sengaja dirancang namun dimanfaatkan (by utilization).
Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara
peserta didik dengan guru, tetapi dapat pula diperoleh lewat interaksi
antara peserta didik dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Pembelajaran matematika, salah satu diantara tujuannya adalah
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah. Berbagai persepsi
awal yang dimiliki siswa terhadap pelajaran matematika, telah membentuk
sikap yang beragam. Ada yang memiliki minat yang tinggi terhadap
matematika, namun tidak sedikit yang bersikap apriori bahkan phobia
terhadap matematika. Hal ini tentu dikarenakan pengalaman belajar yang
pernah mereka rasakan.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap persepsi negatif
siswa terhadap matematika adalah karena kejenuhan yang mereka alami
selama belajar matematika. Sikap jenuh yang mereka rasakan bisa
disebabkan karena ketidakmampuan mereka mengerjakan setiap soal yang
diberikan, atau juga karena mereka sukar untuk memahami materi yang
diajarkan. Kejenuhan ini juga sering ditimbulkan oleh guru pengajarnya.
Karena guru kurang memiliki kemampuan dan tidak menguasai metoda,
strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan dan membangkitkan minat.
Menurut Robert. M. Gagner, ada dua kondisi belajar siswa, pertama, kondisi belajar internal,
yaitu kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh
mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran
dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan pendapat Gagner diatas, maka kita dapat menyiasati kondisi
belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak
menimbulkan kejenuhan, diantaranya melalui langkah –langkah berikut :
1. Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam
diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis
motivasi, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik, ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari
dalam peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis
dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari
guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti “mampu berbuat”.
Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut
mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang
membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman,
tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan
membangkitkan minat.
Dalam pembelajaran matematika, motivasi itu sangat penting. Untuk
membangkitkan motivasi intrinsik, siswa diingatkan akan pentingnya
belajar matematika untuk memecahkan persoalan hidup sehari-hari, seperti
perhitungan, pengukuran dan sebagainya. Apalagi bila siswa berkeinginan
untuk melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi, maka pelajaran
matematika akan terus diperoleh, sehingga pemahaman dan penguasaan
materi pada tahap-tahap awal akan membantu untuk tahap-tahap
selanjutnya. Motivasi ekstrinsik dapat dikondisi oleh guru, seperti
dengan memberi pujian, hadiah dan sebagainya. Langkah-langkah berikut
ini juga merupakan bentuk motivasi ekstrinsik.
2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajarn yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru diantarnya
menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan dalam belajar,
menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak memberikan
soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.
3. Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan
Lingkungan belajar yang menyenangkan dpat mempengaruhi sikap belajar
siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi dengan
sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat kepada siswa, dinding
kelas ditempeli dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka
minati.
4. Mengadakan refreshing
Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar, siswa diberikan suasana refreshing,
caranya bisa dengan menyertakan musik dalam ruangan belajar, memberikan
permainan-permainan simulasi-simulasi yangterjait dengan materi
belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak siswa belajar diluar kelas,
seperti di taman, di lapangan dan lain sebagainya.
About Me
Blog Archive
Kata Bijak
Bahagiakanlah diri Anda dengan melakukan hal-hal yang membuat diri Anda bahagia
Diberdayakan oleh Blogger.
Labels
- budidaya kunyit (1)
- matematika (1)
- Motivasi (1)
Popular Posts
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya makhluk hidup di dunia baik manusia, hewan dan t...
-
bukuharian.rar - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - Pustaka Hanan: bukuharian.rar
-
H a mpir 6 t a hun a ku mengikuti kegi a t a n K A R A TE, sel a m a itu pul a a ku tel a h di temp a d a n di bin a hingg a menj a di se...
-
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara sadar sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber atau o...
Followers
Mengenai Saya
Labels
- budidaya kunyit (1)
- matematika (1)
- Motivasi (1)
About
Best regards,
Your Name
tel.:
fax:
afdhaliahnurul.xiiac.ict2011@gmail.com
http://afdhaliahnurul.blogspot.com
tel.:
fax:
afdhaliahnurul.xiiac.ict2011@gmail.com
http://afdhaliahnurul.blogspot.com
Want your own signature?
Visit MyLiveSignature.com
Visit MyLiveSignature.com
Blogger templates
06 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Followers
Category
- budidaya kunyit (1)
- matematika (1)
- Motivasi (1)
0 komentar:
Posting Komentar
thanks commentnya